Senin, 25 Mei 2015

Surat Untuk Last Angel #Ending

Dear Last Angel,
Apa kabarmu? Mungkin kau baik-baik saja disana. Dengan malaikat lain yang mungkin sedang kau obati sepertiku dulu... Atau mungkin benar-benar kau obati agar bisa menemanimu.

Jika kau baca tulisanku ini, maka tak akan pernah lagi kau lihat sebelah sayapku yang compang camping. Ya, dia kulepaskan bersama-sama dengan semua yang tersisa darimu. Aku kuburkan ditengah pusara jiwa untuk membebaskanku. Untuk membebaskanmu.

Last Angel...
Selama ini aku terus berjalan tertatih menjauhi bayanganmu. Aku mencari hidupku sendiri tanpa berusaha melihatmu. Meskipun terkadang kau menemukanku berjalan di setapak ilalang, atau tengah tertidur pulas dibawah naungan awan.

Seharusnya kau tau seberat apa itu...

Hingga akhirnya aku bertemu seorang manusia yang menuntunku perlahan ke rumahnya. Mengobatiku seperti yang kau lakukan dulu. Namun dia terus menerus memberikanku kebaikan. Membuat air mataku kembali turun. Menyelimuti haru yang perlahan datang.

Dia tahu aku tak lagi punya hati, karena keping terakhirpun sudah ku berikan padamu. Namun dengan sabar dia mengukir, memahat, dan memoles kembali sebentuk hati dan diberikannya padaku. Hanya untukku...

Last Angel...
Kini aku memilih menjadi manusia biasa seperti dia. Kurelakan sebelah sayapku, kukubur impianku untuk terbang ke nirwana. Aku akan kembali membangun mimpi yang baru. Dimana aku bisa mengejarnya tanpa melepaskan genggaman tanganku pada manusia itu. Dimana dia bisa dan mau menemaniku untuk menemukan yang telah hilang. Dimana akupun melakukan hal yang sama.

Tetaplah kau terbang gagah di atas sana. Tetaplah kau jadi dirimu. Sebuah jatuhan sayapmu ini akan ku jadikan prasasti, bahwa kita pernah bertemu disini. Karena siapapun kau sekarang, kau sudah punya cerita sendiri di hati.

Terimakasih sudah mengantarku bertemu dengan manusia itu...


Kau Last Angel, dan aku, Luciferitangel yang kini hanya manusia biasa.

Salam.

Kamis, 13 Maret 2014

Thank's For 25th

Dear Allah...

Terimakasih...
Kau kabulkan doa saya kemarin. No more tears.
Dan saya sangat bersyukur, di usia yang sudah tidak bisa lagi dibilang muda ini, Kau berikan orang-orang terbaik untuk terus bersama saya meskipun tidak didekat saya...
Orang tua, keluarga, dan the one and only best friend ever, Redha Ardiyanti. Juga orang yang jika kau ijinkan menjadi jodoh saya, maka saya tidak akan pernah lagi mencoba untuk menyakitinya. Mereka telah begitu sabar menghadapi saya, mereka tak pernah lelah mendampingi dan mensuport saya, mereka tak pernah jenuh mengingatkan saya...

Tak banyak harapan yang saya tanam di tahun ini. Saya hanya ingin bisa lebih jelas melihat apa yang Kau berikan dan terbaik untuk saya.Saya hanya ingin bisa lebih dewasa dan ikhlas pada apapun yang pernah, sedang, dan akan berada dalam hidup saya.

Thankyou Allah, Alhamdulillah, terimakasih, matur nuwun...