Kamis, 06 Desember 2012

Part-1

Perempuan itu masih duduk terdiam di balik jendela kamarnya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa keluar rumah secepatnya. Dia tak ingin terlalu lama berdiam dalam kamar yang pengap itu.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya. Perlahan pintupun mulai terbuka. Sesosok hitam berdiri dan membawakannya makanan. Sepiring dupa dan segelas minyak serimpi. Perempuan itu hanya memandang sekilas pada piring yang diletakkan dimejanya.
"Bosan". Begitu pikirnya. Sosok hitam itu kemudian pergi setelah mengelus kepala si Perempuan.

Perempuan itu melanjutkan lamunannya. Otaknya terus saja berlarian dalam kepala, mencari-cari jalan keluar. "Aku harus segera keluar". Begitu pikirnya. Kehidupan didalam kamar itu sungguh membuatnya tidak nyaman. Meski nuansa putih dan pink yang mendominasi hiasan ruangan itu, warna kesukaannya, tapi dia tak pernah merasa puas dan betah. Perempuan itu kemudian berjalan ke tempat tidur empuknya, dan berbaring melanjutkan lamunan. Tak lama kemudian, dia tertidur.

Entah berapa lama dia tertidur, hingga perlahan angin membelai rambutnya yang hitam. Saat dia membuka mata, dia telah berada ditempat berbeda. Tak ada yang tahu bagaimana dia bisa berada ditempat itu. Yang jelas, dia sudah tidak berada dikamar yang sama dengan sebelumnya.

Tempat baru itu sungguh membuai mata. Cungkup-cungkup tanah masih terlihat disana. Wewangian kamboja tercium segar diantara aroma tanah basah. "Indah seali tempat ini. Dimana ini?" Pikirnya.

Perempuan itu lalu mengitari tempat asing yang baru dilihatnya. Dia menemukan hamparan batu nisan di sebelah kiri. Tapi tak ada darah, tak ada tulang belulang. Di sisi kanan dia melihat pohon-pohon kamboja dan melati berdansa bersisian. Elok lah dengan bunganya yang berguguran. Aromanya semerbak menambah suasana damai disana.
Perempuan itu tak bisa menengok kebelakang. Entah mengapa dia tak bisa melihat apapun disana. Saat memandang kedepan pun tak ada yang terlihat. Semua hanya tergambar kabur, tak terlihat jelas lekuk-lekuk dan bentuk didepannya. Perempuan itu mecoba merogoh cermin dari sakunya, dan memandang pantulan dirinya sendiri dalam cermin itu. "Masih sama". Begitu pikirnya.

Otaknya yang masih terengah-engah kini kebingungan. Tempat apakah gerangan?

Si Perempuan mencoba bertanya mada melati dan kamboja yang berdansa. Sayangnya, pohon-pohon berbunga putih itu masih asik dengan dansanya. Bahkan salah satu pohon menarik tangan si Perempuan dan mengajaknya menari bersama. "Baiklah. Tak ada salahnya." Begitu pikirnya. Dia pun menari dan menari seiring lantunan lagu yang teriring. Hingga terang pun menjadi gelap.

.............

Tidak ada komentar: