Kamis, 21 Maret 2013

Foto Trip to Bromo 2013

Lanjutan posting sebelumnya, aku janji memberikan penampakan indahnya "Surga yang bocor" itu. Dan... This is it!
Sayangnya hanya beberapa saja yang sepat diabadikan.





Lautan manusia membanjiri penanjakan Bromo untuk melihat sunrise




Sunrise Bromo yang sempat diabadikan




Mataharinya udah mulai muncul meski malu-malu (^_^)




Penampakan Bromo dari penanjakan. (Berurutan dari depan adalah Gunung Batok, Gunung Bromo, Bukit Telletubies, dan yang keliatan ujungnya menjulang itu Gunung Semeru yang ada di film 5cm)




Kawah Bromo dilihat dari bibir kawahnya. Sereeeeemmm tapi indah... (-_-")




Bibir kawah Bromo




Tangga naik ke kawah Bromo yang konon katanya berjumlah 250 anak tangga. Capek naik turunnya... ("-_-)




Padang ilalang yang indah... *prewed disini sepertinya seru juga :p *




Ini yang dibilang padang savana + bukit Telletubies. Mungkin karena bentuknya yang berbukit-bukit seperti dalam film kartun jaman baheula itu....


Bagaimana? Tertarik mengunjungi salah satu Surga di Indonesia ini??

My 24th

Duapuluh Empat...
Benar-benar angka yang nggak bisa dibilang sedikit. Pada angka ini benar-benar merasa tertampar dan malu melihat kondisi diri yang masih amburadul seperti ini.

Mengulas sedikit tentang detik-detik menjelang duapuluh empat itu.
Aku rasa Tuhan menjawab doa-doaku dengan cepat menjelang berkurangnya asa perjanjian hidupku denganNya. Karena aku rasa setiap bulan Maret di tiap tahunnya selalu banyak kejutan-kejutan indah yang Dia berikan padaku.

Misalnya tahun lalu. Menjelang 23th ku, aku mendapatkan banyak kesempatan untuk mengikuti tahapan-tahapan rekrutmen kerja. Yang kemudian pada akhirnya aku mendapat kesempatan untuk bekerja pertama kali, mencoba hal yang memang dari dulu aku inginkan. Menjadi wartawan. Ya! Kemudian impianku untuk liburan di Bandung terkabulkan. Meskipun tidak benar-benar liburan karena pada saat itu ada panggilan tes kerja disana, tapi itu menyenangkan!!! Seminggu di Bandung, seminggu di Lamongan, seminggu di Bandung lagi, dan kembali ke Lamongan. Benar-benar berasa hidupku ada di dua kota itu.

Tahun ini, menjelang duapuluh empatku, kembali Tuhan memberikan kejutan-kejutan indahNya padaku. Panggilan interview dan tes kerja bertubi-tubi. Titik terang dari jalanku kedepan mulai terlihat. Kemudian, hadiah-hadiah indah yang Dia titipkan pada ciptaanNya. Hal itu membuatku merasa istimewa!
Dua hari sebelum hariku (11/03/2013), ajakan mendadak untuk pergi ke "Surga yang bocor" (kata Mr. Junaedi Wien Tarmuloe) atau yang biasa kami sebut Bromo tak bisa kutolak. Meski tanpa persiapan dan bonek, akhirnya pergi ke tempat itu. Dan subhanallah... ternyata memang kenangan yang tak akan pernah terlupakan. Mulai dari kepleset waktu mau jalan ke Mushalla, kesasar waktu mau ke penanjakan yang jadinya lewat jalan roadrace. Padahal ada jalan yang bener dan mulus. Gara-gara aku juga yang sotoy.. Hehehe... Belum lagi kami salah waktu, karena arakan ogoh-ogoh dari Bromo beranjak turun yang membuat kami berasa jadi orang bego. Mlongo, diam, terjebak di arak-arakan, dan kami melawan arus! *tepokjidat*
Hingga pada akhirnya kami sampai di pintu gerbang menuju penanjakan yang penuh orang karena disana ada pertunjukan Reog Ponorogo. Sebenarna sih niat pada awalnya, kami berangkat awal dan akan mencari penginapan di daerah Bromo. Hingga kami sampai di persimpangan jalan menuju penanjakan dan kawah, rombongan kami memutuskan untuk berhenti di satu-satunya warung yang buka untuk beristirahat. Setelah mengisi kembali hape dan perut yang kosong melompong, niat mencari penginapan kembali dilanjutkan. Unfortunetly, ternyata penginapan terakhir ada di kawasan pintu gerbang tadi. *tepokjidat lagi* Mau tak mau beristirahat di emperan warung itu jadi pilian, dan kebetulan ada perapian yang sengaja dibuat disitu. Yaaa, lumayanlah menghangatkan badan. Jadilah malam itu aku menggembel. *huft*

Tapi perjalanan itu benar-benar tak pernah mengecewakan. Di penanjakan, meskipun kabut dan mendung membuatku tak bisa benar-benar menikmati pemandangan sunrise Bromo yang terkenal awesome itu, tapi aku mendapatkan banyak kenalan baru. Foreigner from Thailand. Ngobrol ngalur ngidul, dan bangga dong karena aku disangka bukan Indonesian. hahahahah...
Saat matahari sudah bersinar ceraah dan Kawah Bromo ada didepan mata, rasa syukur pada Tuhan tak pernah berhenti terucap. Ini kali kedua aku ke Surga itu. Tapi perjalanan kali ini jauh lebih menyenangkan. Mengitari Gunung Bromo, berjumpa Segara wedi (Lautan Pasir. red) yang iasa disebut "Pasir Berbisik", kemudian padang savana, Bukit Teletubbies, dan mencoba jalur baru untuk pulang, jalur Tumpang, Malang. *foto-foto menyusul next post yak*

Setelah long journey, dan akhirnya aku kembali ke Pare, rumah keduaku, kejutan kedua kembali datang. Jam makan siang, ajakan menggiurkan untuk mengisi perut (padahal sebenarnya masih kenyang) aku terima. Dan betapa mengejutkan ketika tiga kuntum bunga favoritku, Mawar Putih, yang terbungkus rapi disodorkan ke arahku. Malamnya pun masih ada kejutan. Lagu "Happy Birthday" yang dinyanyikan bersama-sama, seonggok kue ulang tahun yang terlihat lezat, dan balon-balon (yang seharusnya) terbang diberikan padaku. WONDERFUL!!! So sweet sekali teman-temanku itu... *nangis terharu*
Tuhan memang tak pernah tidur... (^_^)

"Yaa Rabb, aku tak akan pernah lagi mengingkari kuasaMu. Sebenarnya semua hal yang aku minta dan aku butuhkan sudah Kau berikan didepan mataku. Hanya begitu kurang ajarnya aku yang tak pernah menyadari itu. Limpahan kasihMu yang tak pernah berkesudahan membuatku terlena didalamnya. Ampuni aku Allah..."

Rabu, 20 Maret 2013

Bintang, Aku Rindu

Aku sungguh merindukan masa-masaku kembali. Masa yang tertinggal jejak-jejak langkahku diantara timbunan lelah. Jejak yang penuh air mata sebagai pupuk merekahnya mawar. Oh Bintang... Aku rindu...

Kembali menitik.. Ini bukan pertanda buruk. Ini hanya pertanda alam akan datangnya malaikat rindu. Malaikat kebanggaan. Malaikat pengantar doa dan harapan. Dan kemudian aku bertanya padanya, akan sibukkah dia untuk singgah? Akan sempatkah dia singgah untuk bertandang ke hatiku?

Bulan kembali membuai dengan janji manis yang menggebu. Biasan kerlingnya mendatangkan seuntai senyum pada sebuah bibir ranum menggantung. Aku berjinjit mengintipnya dari lubang sebesar jarum. Dan aku melihatnya!!! Aku melihat senyum itu. Begitu indah...

Kura-kura tak pernah bertanya pada Elang, mengapa dia bisa terbang tinggi. Dia hanya mengepak, mengikuti gaya dan lenggangan elang. Tapi dia tak berhasil. Hanya bergoyang ke kiri dan ke kanan. Itu membuatku tertawa terbahak.