Sabtu, 11 Desember 2010

Minus One

Hampa sayap yang kini terkatup sayu
Tanpa sebuah keinginan untuk berada pada jalur yang tepat
Sementara kicauan api tak bersua pada gelapnya malam
Menghampiri kekosongan pada sebuah jurang terdalam
Sayap terkepak pada sebuah kenyataan
Keanyataan pahit yang entah bagaimana kan terjadi
Mengingat separuh kenyamanan telah terampas dan berbaur dengan jiwa-jiwa yang tiaada mengerti bagaimana rasa arti
Menyelam kedalam palung yang tiada berdasar
Impian itu kembali sirna dan hilang terhempas kekosongan
Menunggu sesuatu untuk kembali diminta
Bersatu mengayunkan pita-pita keramaian yang berwarna
Piring-piring terisi dengan kemakmuran
Dan kemudian gelas-gelas pun terangkat tuk rayakan kegilaan
Sampah terserak tak menentu pada sebuah lubang jiwa
Minus one..
Dan waktu kembali berdetak..

Mlg, 101210
-nciiz-

2 komentar:

SisterDontCry mengatakan...

bagus puisinya, menikam, tanpa basa-basi..kadang naik kadang turun tajam..alurnya g rumit. (zonnyy)

Chiezna D'angel mengatakan...

Matur nuwun.. ternyata ada yg paham jg.. hehe