Bagaimana sanggup ku katakan sekarang?
Aku telah memilih untuk berhenti terbang dan melepaskan genggamanku.
Kita telah berjalan masing-masing.
Kini aku sudah berani berharap. Aku bermimpi. Dan aku bercita-cita.
BAHAGIA. Itu.
Aku sudah memulai langkahku dari dulu. Seminggu setelah aku terhempas badai dan terombang-ambing setelah ditinggal hatiku karam. Bukan aku tak sanggup berenang menepi saat itu. Aku hanya sedang beristirahat karena lelahku. Kemudian kau menemukan dan merawatku.
-skip-
Aku telah memilih untuk berhenti terbang bersamamu. Bukan karena aku tak mau bersamamu. Bukan itu.
Namun hanya aku merasa tak bisa. Sayap kita beradu, tak bersatu. Maka dari itu aku pilih berjalan sendiri.
Saat ini mungkin telah banyak perubahan yang akan kau lihat. Aku yang mungkin kau pikir bukan aku. Aku yang mungkin orang pikir tidak mungkin aku. Tapi ini tetap aku. Ini masih aku yang dulu. Hanya saja, ini aku yang sesungguhnya aku.
Mari berdamai dengan realita. Ini fakta. Pahit, manis, getir, asam. Tapi ini nyata.
Aku sudah kembali membawa mimpi.
Membawa angan dengan sejuta konsep. Konsep matang yang tak pernah orang tau sebelumnya.
Konsep yang telah lama kusimpan dalam peti yang terkubur dalam diamku.
Selamat datang di sisi lain diriku. Mampirlah sebentar, untuk sekedar melihat atau bersedia menikmatinya. Silahkan berlayar...
Jumat, 18 Mei 2012
Kamis, 17 Mei 2012
Aku Sanggup
Antara aku, kau, dan Tuhan
Tak pernah satu dalam kata "kita"
Aku menyerah, berhenti berharap pada keadaan
Tanpa bisa aku terbang, maka aku akan berjalan tanpamu sendiri
Biar saja tertatih,
Aku bukan tak punya dua kaki
Aku memiliki sekeping kecil hati
Disini akan terus ku genggam
Sumber dari sebuah kekuatan
Bila memang berakhir tanpamu,
Aku masih sanggup berlari sendiri
Tak pernah satu dalam kata "kita"
Aku menyerah, berhenti berharap pada keadaan
Tanpa bisa aku terbang, maka aku akan berjalan tanpamu sendiri
Biar saja tertatih,
Aku bukan tak punya dua kaki
Aku memiliki sekeping kecil hati
Disini akan terus ku genggam
Sumber dari sebuah kekuatan
Bila memang berakhir tanpamu,
Aku masih sanggup berlari sendiri
Dongkolgumamkesalmenggerutudiam
Keterangan: Kira-kira setengah sore. Kira-Kira di sebuah kotak. Sepertinya kantor. Dan sepertinya selesai kerjaan dikirim.
Dongkol. Begitulah kira-kira perasaanku saat ini.
Bukan. Bukan karena pekerjaan yang melelahkan. Bukan karena Bapak Kapten yang mengumbar asap rokok diruangan. Ini karena suatu perkataan yang menyakitkan hati. Yah yang terdengar oleh telinga kiri dan kananku tadi. Tadi siang. Setelah jam dhuhur tepatnya.
Perkataan yang keluar dari mulut seorang pria. Berkacamata. Di toko jam tangan dan kacamata. Pemiliknya sepertinya.
Begini kronologinya:
Saat setelah dhuhur aku menunggangi si Kuning melewati alun-alun sebentar. Lalu kami berputar dan sampailah di depan sebuah toko jam dan kacamata di ujung pertigaan. Aku matikanlah si Kuning. Aku melepas jaket dan sarung tanganku, lalu berjalan masuk.
Si Bapak Kacamata bertanya. menanyakan seperti biasanya dia kepada pelanggannya.
''Mencari apa?'' tanyanya.
''Permisi pak, saya dari *******. Saya mau wa...''
''Tidak'' Kalimat saya pun dipotongnya tanpa permisi.
''Tapi pak...'' lanjutku.
''Sudah tau,'' potongnya lagi.
''Loh, saya hanya mau wawancara pak. Bukan menawarkan...'' akupun masih berusaha melanjutkan kalimatku dan lagi-lagi dipotongnya.
''Saya tidak ada wawancara-wawancara. Silahkan cari yang lain saja,'' ujarnya angkuh.
''Baiklah, terimakasih,'' dan kemudian aku pergi meninggalkan toko itu dengan wajah datar.
Sakit hati. Begitu kira-kira keadaan aku saat itu. Si Kuning segera kupaksa meluncur dan berkeliling sebentar meredamkan marahku.
Aku diam. Tak bisa berkata-kata apa. Terlalu syok aku, hingga mengumpatpun tertahan.
Dalam hati aku berdoa, semoga bapak itu dan calon-calon pembelinya dibukakan pintu hatinya oleh Tuhan.
si Bapak berkacamata dibukakan pintu hatinya agar menyadari sikap ketusnya. Dan para calon pembeli dibukakan pintu hatinya untuk tidak membeli di toko si Bapak.
Sial!
Begitu aku akhiri pekerjaanku hari ini. Dengan dongkol, dan berusaha meredam.
*hmmm..fuuuhh...hmmm...fuuuuhhhh...hmmmm...fuuuhhh*
Arrrrggghhhhhh.... Asap ini membuatku sesak!
Dongkol. Begitulah kira-kira perasaanku saat ini.
Bukan. Bukan karena pekerjaan yang melelahkan. Bukan karena Bapak Kapten yang mengumbar asap rokok diruangan. Ini karena suatu perkataan yang menyakitkan hati. Yah yang terdengar oleh telinga kiri dan kananku tadi. Tadi siang. Setelah jam dhuhur tepatnya.
Perkataan yang keluar dari mulut seorang pria. Berkacamata. Di toko jam tangan dan kacamata. Pemiliknya sepertinya.
Begini kronologinya:
Saat setelah dhuhur aku menunggangi si Kuning melewati alun-alun sebentar. Lalu kami berputar dan sampailah di depan sebuah toko jam dan kacamata di ujung pertigaan. Aku matikanlah si Kuning. Aku melepas jaket dan sarung tanganku, lalu berjalan masuk.
Si Bapak Kacamata bertanya. menanyakan seperti biasanya dia kepada pelanggannya.
''Mencari apa?'' tanyanya.
''Permisi pak, saya dari *******. Saya mau wa...''
''Tidak'' Kalimat saya pun dipotongnya tanpa permisi.
''Tapi pak...'' lanjutku.
''Sudah tau,'' potongnya lagi.
''Loh, saya hanya mau wawancara pak. Bukan menawarkan...'' akupun masih berusaha melanjutkan kalimatku dan lagi-lagi dipotongnya.
''Saya tidak ada wawancara-wawancara. Silahkan cari yang lain saja,'' ujarnya angkuh.
''Baiklah, terimakasih,'' dan kemudian aku pergi meninggalkan toko itu dengan wajah datar.
Sakit hati. Begitu kira-kira keadaan aku saat itu. Si Kuning segera kupaksa meluncur dan berkeliling sebentar meredamkan marahku.
Aku diam. Tak bisa berkata-kata apa. Terlalu syok aku, hingga mengumpatpun tertahan.
Dalam hati aku berdoa, semoga bapak itu dan calon-calon pembelinya dibukakan pintu hatinya oleh Tuhan.
si Bapak berkacamata dibukakan pintu hatinya agar menyadari sikap ketusnya. Dan para calon pembeli dibukakan pintu hatinya untuk tidak membeli di toko si Bapak.
Sial!
Begitu aku akhiri pekerjaanku hari ini. Dengan dongkol, dan berusaha meredam.
*hmmm..fuuuhh...hmmm...fuuuuhhhh...hmmmm...fuuuhhh*
Arrrrggghhhhhh.... Asap ini membuatku sesak!
Langganan:
Postingan (Atom)