Selasa, 09 Juli 2013

Catatan Awal Ramadan

Hujan deras mewarnai malam tarawih pertama.
Semoga ini sebuah pertanda pelunturan dosa.

Welcome Ramadan!!!
Sebuah kalimat yang sedang in saat ini. Di status facebook, twitter, blackberry messanger, line, dan akun-akun jejaring sosial lainnya. Sms dan broadcast message permintaan maaf dan ucapan selamat pun mulai berdatangan tanpa diundang. Begitulah...
Salah satu euforia dari masyarakat Indonesia. Terkadang tepat sasaran, tapi tidak jarang pula berlebihan. *hela nafas*
Ini Ramadan pertamaku berada di tempat yang memang jauh dari orang tua. Lebih dari 700 km yang bisa ditempuh dengan waktu sekitar 12 jam menggunakan kereta api Bangunkarta, dan sekitar 1,5 jam menggunakan pesawat terbang. Biasanya paling jauh juga masih satu propinsi, yang bisa dilalui dengan beberapa jam saja menggunakan motor. Tapi kali ini berbeda...
Jika biasanya aku menyempatkan pulang ke rumah untuk sahur pertama atau buka puasa pertama bersama orang tuaku,kali ini aku tidak bisa. Aku memaksa diriku untuk menerima bahwa kami berjauhan. Aku akan sahur sendirian nanti. Iya, sendiri saja...
Beginilah...
Mengutip omongan mbak Soimah beberapa hari lalu, "Ini memang pilihan yang sangat berat sebenarnya. Tapi kan sudah niat, ke Jakarta untuk kerja. Jadi ya harus di jalani. Yang penting fokus kerja, nggak neko-neko, niat bener."
Benar memang. Kerja di Jakarta harus ekstra hati-hati. Harus bisa jaga diri. Harus punya niat yang kuat. Memang sih, Ibu Kota lebih kejam dari Ibu Tiri itu adalah statment yang salah. Totally wrong! Yang kejam itu bukan Ibu Kota, tapi sebagian besar penduduknya... *hela nafas*
Hingga 2 bulan aku berada di kota ini, sama sekali belum bisa menemukan seseorang yang bisa dipercaya dan membuatku merasa nyaman berteman dengan dia. Walaupun pada dasarnya aku adalah orang yang sangat susah percaya pada orang lain, tapi bukan berarti aku tidak mencoba. Aku sudah. Dua kali malah. Dan berakhir sama: ditusuk dari belakang. Padahal baru 2 bulan loh...
Lagi-lagi sebuah pembelajaran. Don't judge the books from the each cover. Sekarang sudah banyak teknologi moderen untuk membuat tampilan cover yang yahud. *opo ikiii*
Tugasku sekarang adalah memperbanyak istighfar. Membentengi diri dengan bacaan-bacaan tasbih. Selalu mengingat Allah. Karena di kota besar semacam Jakarta ini, banyak sekali hal-hal yang mudah menyulut emosi. Pantikan batu kecil saja sudah bisa membuat kobaran api besar. Belum lagi tidak ada orang-orang terdekat yang bisa mengingatkan. Jadi harus bisa jadi alarm bagi diri sendiri. *ndamoni ati*
Aku hanya berharap, semoga Ramadan kali ini benar-benar menghujankan berkah untukku. Perubahan diri, dan kabar baik dari rejeki. Aku masih ingi terus berjuang.

Sebuah lagu dari Sheila On 7 yang bertajuk 'Dan' versi akustik gitar mengiringi akhir tulisan ini.
Suara Mas Duta dan iringan petikan gitar Mas Eross benar-benar menghanyutkan.
Membawa rasa hati ke tepian...

Tidak ada komentar: