Allaahu akbar..
Allaahu akbar..
Allaahu akbar.....
Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil hamd.
Takbir itu terdengar bersahut-sahutan diseantero kota. Percikan gembang api juga berkebyar di langit yang gelap. Di kota Jakarta..
Kendaraan tidak sepadat biasanya. Tapi malam takbiran banyak orang keluar untuk persiapan. Aku sendiri hanya berjalan perlahan setelah pulang dari kantor. Iya, aku masih terus bekerja. Begitulah..
Sesampainya di kost, aku hanya berkutat dengan laptopku yang suka sekali ngambek alhir-alhir ini. Menyebalkan. Menonton beberapa koleksi film koreaku jadi selalu terhalang. Ditemani dengan sebungkus kacang goreng, aku mulai berkutat dengan hidupku. Dan masih terdengar suara takbir diluar sana. Perlahan, bibirku juga melantunkan takbir di kotak berukuran 3x3 itu.
Waktu terus berjalan, malam semakin larut, tapi mataku sama sekali belum mau terpejam. Di dalam kepala ini berputar dan berputar kenangan tentang seseorang di masa lalu.
Arrrrgggghhhhh!!!
Berkali-kali ku coba pejamkan mata, tapi tetap saja wajahnya terlintas. Akhirnya ku lempar bantal ke tembok dan kuteriak dalam diam.
Aku menyerah. Aku mencoba berbicara pada bayangannya dalam kepalaku. Aku mencercau. Aku menangis...
Bayangannya hanya diam, memandangku, tanpa kedip, dan sedikit tersenyum pada akhirnya. Bayangannya memelukku, erat. Dan aku semakin terisak. Kemudian dia pergi.
Akhirnya aku kembali sendirian. Samar-samar masih terdengar beberapa takbir di jauh sana. Mataku mulai berat, dan perlahan aku tertidur....
*************
Dering telepon membangunkan tidur nyenyakku. Waaaah, aku bangun kesiangan. Segera kuambil handuk dan berlari kekamar mandi. Pakai sabun, gosok gigi, dan cucimuka. Cuku aku rasa. Tanpa dandan, langsung ganti baju, sambar mukena, dan berlari ke masjid terdekat. Untung saja rumah kosku dekat dengat Rumah Allah.
Usai sholat, kembali lagi ke kosan. Jika tahun-tahun sebelumnya sungkem-sungkeman dengan orang tua dan yang dituakan di rumah, kemudian mudik ke rumah nenek seperti biasa, beda dengan tahun ini.
Usai sholat kembali ke kosan, rebahan, dan akhirnya ketiduran lagi. Sepertinya terlalu tubuh badan dan pikiran ini.
Tahun ini aku berdoa, begitu khusyuk pada Tuhan. Meminta. Semoga segera yang ku harapkan datang, karena rasanya sudah tidak mampu lagi aku bertahan.
Allaahu akbar..
Allaahu akbar.....
Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.
Allaahu akbar walillaahil hamd.
Takbir itu terdengar bersahut-sahutan diseantero kota. Percikan gembang api juga berkebyar di langit yang gelap. Di kota Jakarta..
Kendaraan tidak sepadat biasanya. Tapi malam takbiran banyak orang keluar untuk persiapan. Aku sendiri hanya berjalan perlahan setelah pulang dari kantor. Iya, aku masih terus bekerja. Begitulah..
Sesampainya di kost, aku hanya berkutat dengan laptopku yang suka sekali ngambek alhir-alhir ini. Menyebalkan. Menonton beberapa koleksi film koreaku jadi selalu terhalang. Ditemani dengan sebungkus kacang goreng, aku mulai berkutat dengan hidupku. Dan masih terdengar suara takbir diluar sana. Perlahan, bibirku juga melantunkan takbir di kotak berukuran 3x3 itu.
Waktu terus berjalan, malam semakin larut, tapi mataku sama sekali belum mau terpejam. Di dalam kepala ini berputar dan berputar kenangan tentang seseorang di masa lalu.
Arrrrgggghhhhh!!!
Berkali-kali ku coba pejamkan mata, tapi tetap saja wajahnya terlintas. Akhirnya ku lempar bantal ke tembok dan kuteriak dalam diam.
Aku menyerah. Aku mencoba berbicara pada bayangannya dalam kepalaku. Aku mencercau. Aku menangis...
Bayangannya hanya diam, memandangku, tanpa kedip, dan sedikit tersenyum pada akhirnya. Bayangannya memelukku, erat. Dan aku semakin terisak. Kemudian dia pergi.
Akhirnya aku kembali sendirian. Samar-samar masih terdengar beberapa takbir di jauh sana. Mataku mulai berat, dan perlahan aku tertidur....
*************
Dering telepon membangunkan tidur nyenyakku. Waaaah, aku bangun kesiangan. Segera kuambil handuk dan berlari kekamar mandi. Pakai sabun, gosok gigi, dan cucimuka. Cuku aku rasa. Tanpa dandan, langsung ganti baju, sambar mukena, dan berlari ke masjid terdekat. Untung saja rumah kosku dekat dengat Rumah Allah.
Usai sholat, kembali lagi ke kosan. Jika tahun-tahun sebelumnya sungkem-sungkeman dengan orang tua dan yang dituakan di rumah, kemudian mudik ke rumah nenek seperti biasa, beda dengan tahun ini.
Usai sholat kembali ke kosan, rebahan, dan akhirnya ketiduran lagi. Sepertinya terlalu tubuh badan dan pikiran ini.
Tahun ini aku berdoa, begitu khusyuk pada Tuhan. Meminta. Semoga segera yang ku harapkan datang, karena rasanya sudah tidak mampu lagi aku bertahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar