Ada banyak hal yg bisa saya lakukan, dengan atau tanpa kamu dan kalian..
Dan itu semua adalah pilihan saya..
Entah mengapa merasa sangat janggal dan aneh akhir-akhir ini. Aneh dengan sikapmu dan mereka. Kemudian merasa tersindir dan bersalah dengan yang kalian ucapkan. Membuatku semakin bingung. Tak ada satupun yang mencoba bertanya ataupun mengatakan sesuatu padaku. Tolong jelaskan padaku apa yang terjadi...
Aku hanyalah manusia biasa yang juga memiliki hati dan rasa. Mungkin aku memamng terlalu peka dengan apa yang terjadi. Sehingga seringkali membuat diri ini merasa bingung. Tolong jelaskan padaku apa yang terjadi...
Keacuhan yang muncul karena sebuah sikap yang tak pernah terjadi. Mungkin hanya sebuah kesalahan pikir yang berkibat fatal. Tanpa konfirmasi, tanpa penjelasan yang ingin didengar membuat semuanya jadi serbasalah. Ketakutan ini membuatku semakin tak berani untuk melangkah dan merasa baik-baik saja. Tolong jelaskan padaku apa yang terjadi...
Aku kembali dihadapkan pada sebuah pilihan sulit, kebahagiaanku atau kebahagiaan kalian. Entah apakah kalian perduli dengan apa yang aku rasakan, tapi selama ini aku berusaha membahagiakan kalian meski aku sendiri merasa perih. Namun ini semua adalah pilihanku. Kali ini aku ingin membahagiakan diriku sendiri dan dia. Maafkan aku.. Kalian sedikit tersisih kali ini. Atau kalian yang telah menyisihkan aku?
Tolong jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi...
Selamat datang di sisi lain diriku. Mampirlah sebentar, untuk sekedar melihat atau bersedia menikmatinya. Silahkan berlayar...
Kamis, 23 Desember 2010
Selasa, 14 Desember 2010
Jujur???
Sebenarnya seberapa pentingkah arti kejujuran bagi kalian?
Kejujuran seperti apa yang kalian inginkan?
Kalo menurutku, kejujuran itu mutlak. Mungkin banyak orang akan sependapat denganku. Namun entah mengapa aku sedikit meragukan ke'mutlak'an yang dimaksud oleh orang-orang itu. Mereka sangat setuju dengan adanya kejujuran. Dan mereka yakin bahwa kejujuran pasti akan lebih baik daripada kebohongan.
Tapi mengapa saat sebuah kejujuran itu terungkap, kebanyakan orang malah marah dan tidak terima? Aku tau mereka pasti merasa tertipu. Tapi haruskan sampai berubah sikap pada orang yang telah bersikap/berkata jujur tersebut?
Mungkin benar memang bahwa mengetahui sebuah kenyataan pahit akan sakit rasanya. Tapi bukankah kita harus menghargai orang yang telah dengan berani mengungkapkan kebenaran pahit tersebut? Tidakkah kita pernah pikirkan bagaimana bingungnya mereka (yang berani mengungkapkan kebenaran) saat mereka dihadapkan pada sebuah pilihan sulit, antara jujur dengan resiko menyakiti hati kita atau berbohong untuk menyenangkan kita sementara dengan resiko akan menyakiti kita juga kalo akhirnya kita sampai tau. Pernahkah terpikirkan oleh kita, bagaimana kerasnya mereka mengumpulkan keberanian untuk akhirnya mengatakan yang sebenarnya pada kita? Bisakah kita merasakan bagaimana perihnya hati mereka jika setelah kebenaran itu terungkap kita malah berubah sikap padanya? Jika egois pasti kita berpikir, "bodo' amat. Dia juga udah bohong sama aku. Aku juga sakit hati. Ngapain juga harus mikirin perasaannya." Namun tahukan kalian bahwa sebenarnya hal yang paling membebani mereka adalah rasa bersalah pada kita?
Yang aku tahu kejujuran itu diperlukan dalam menjalin setiap hubungan (apapun). Entah kejujuran itu pahit atau manis untuk kita, namun menurutku itu jauh lebih baik daripada kita merasakan kebohongan. Jika pahit, sakit hati itu pasti, emosi itu wajar, bahkan marah mungkin akan sangat dimaklumi. Namun jangan pernah sekalipun mengambil keputusan dalam keadaan seperti itu. Diam sajalah, itu akan lebih baik daripada kita mengambil suatu keputusan atau mengatakan sesuatu yang menyakiti hati si Jujur itu dan kita menyesalinya saat kita sudah tersadar...
Kalo menurut kalian gimana??
Kejujuran seperti apa yang kalian inginkan?
Kalo menurutku, kejujuran itu mutlak. Mungkin banyak orang akan sependapat denganku. Namun entah mengapa aku sedikit meragukan ke'mutlak'an yang dimaksud oleh orang-orang itu. Mereka sangat setuju dengan adanya kejujuran. Dan mereka yakin bahwa kejujuran pasti akan lebih baik daripada kebohongan.
Tapi mengapa saat sebuah kejujuran itu terungkap, kebanyakan orang malah marah dan tidak terima? Aku tau mereka pasti merasa tertipu. Tapi haruskan sampai berubah sikap pada orang yang telah bersikap/berkata jujur tersebut?
Mungkin benar memang bahwa mengetahui sebuah kenyataan pahit akan sakit rasanya. Tapi bukankah kita harus menghargai orang yang telah dengan berani mengungkapkan kebenaran pahit tersebut? Tidakkah kita pernah pikirkan bagaimana bingungnya mereka (yang berani mengungkapkan kebenaran) saat mereka dihadapkan pada sebuah pilihan sulit, antara jujur dengan resiko menyakiti hati kita atau berbohong untuk menyenangkan kita sementara dengan resiko akan menyakiti kita juga kalo akhirnya kita sampai tau. Pernahkah terpikirkan oleh kita, bagaimana kerasnya mereka mengumpulkan keberanian untuk akhirnya mengatakan yang sebenarnya pada kita? Bisakah kita merasakan bagaimana perihnya hati mereka jika setelah kebenaran itu terungkap kita malah berubah sikap padanya? Jika egois pasti kita berpikir, "bodo' amat. Dia juga udah bohong sama aku. Aku juga sakit hati. Ngapain juga harus mikirin perasaannya." Namun tahukan kalian bahwa sebenarnya hal yang paling membebani mereka adalah rasa bersalah pada kita?
Yang aku tahu kejujuran itu diperlukan dalam menjalin setiap hubungan (apapun). Entah kejujuran itu pahit atau manis untuk kita, namun menurutku itu jauh lebih baik daripada kita merasakan kebohongan. Jika pahit, sakit hati itu pasti, emosi itu wajar, bahkan marah mungkin akan sangat dimaklumi. Namun jangan pernah sekalipun mengambil keputusan dalam keadaan seperti itu. Diam sajalah, itu akan lebih baik daripada kita mengambil suatu keputusan atau mengatakan sesuatu yang menyakiti hati si Jujur itu dan kita menyesalinya saat kita sudah tersadar...
Kalo menurut kalian gimana??
Sabtu, 11 Desember 2010
Minus One
Hampa sayap yang kini terkatup sayu
Tanpa sebuah keinginan untuk berada pada jalur yang tepat
Sementara kicauan api tak bersua pada gelapnya malam
Menghampiri kekosongan pada sebuah jurang terdalam
Sayap terkepak pada sebuah kenyataan
Keanyataan pahit yang entah bagaimana kan terjadi
Mengingat separuh kenyamanan telah terampas dan berbaur dengan jiwa-jiwa yang tiaada mengerti bagaimana rasa arti
Menyelam kedalam palung yang tiada berdasar
Impian itu kembali sirna dan hilang terhempas kekosongan
Menunggu sesuatu untuk kembali diminta
Bersatu mengayunkan pita-pita keramaian yang berwarna
Piring-piring terisi dengan kemakmuran
Dan kemudian gelas-gelas pun terangkat tuk rayakan kegilaan
Sampah terserak tak menentu pada sebuah lubang jiwa
Minus one..
Dan waktu kembali berdetak..
Mlg, 101210
-nciiz-
Tanpa sebuah keinginan untuk berada pada jalur yang tepat
Sementara kicauan api tak bersua pada gelapnya malam
Menghampiri kekosongan pada sebuah jurang terdalam
Sayap terkepak pada sebuah kenyataan
Keanyataan pahit yang entah bagaimana kan terjadi
Mengingat separuh kenyamanan telah terampas dan berbaur dengan jiwa-jiwa yang tiaada mengerti bagaimana rasa arti
Menyelam kedalam palung yang tiada berdasar
Impian itu kembali sirna dan hilang terhempas kekosongan
Menunggu sesuatu untuk kembali diminta
Bersatu mengayunkan pita-pita keramaian yang berwarna
Piring-piring terisi dengan kemakmuran
Dan kemudian gelas-gelas pun terangkat tuk rayakan kegilaan
Sampah terserak tak menentu pada sebuah lubang jiwa
Minus one..
Dan waktu kembali berdetak..
Mlg, 101210
-nciiz-
Rabu, 01 Desember 2010
Curhatku padaNYA
CINTA itu adalah perasaan yang sangat tulus dan suci.. dan rasa itu hanya pantas diberikan padaNYA. Dan hanya DIA-lah yang mampu memberikan cinta pada kita...
ALLAH.. DIA lah yang memberiku hati. DIA-lah yang menganugerahiku rasa sayang ini.. Rasa sayangku pada kedua orang tuaku dan adik-adikku.. Rasa sayangku pada sahabat dan teman-temanku.. Rasa sayangku pada mantan-mantan pacarku.. Rasa sayangku pada orang-orang yang pernah ku sayang.. Rasa sayangku padanya, orang yang tengah mengisi hatiku saat ini..
Aku telah berkali-kali hinggap pada lelaki.. Dan telah berkali-kali pula aku melakukan dosa pada dan dengan mereka.. Akankah aku melakukannya lagi dan lagi??
Telah berulang kali aku melabuhkan hati pada lelaki dan kemudian terluka.. Menangisi dan menyesali semuanya.. Padahal belum tentu pula salah satu dari mereka yang kelak menemani dan mendampingiku hingga aku tutup usia.. Tak pernah terpikirkan olehku bagaimana caraku menebus dosaku pada Tuhanku. Tak sempat terlintas bagaimana pedihnya DIA melihat hambaNYA yang seperti ini.. Sedangkan disini aku hanya mengeluh, menyesal, menangis, dan meratapi semua yang terjadi padaku. Kemana perginya syukurku? Kemana perginya rasa terimakasih dan cintaku pada Penciptaku itu? Akankah aku selalu seperti ini? Apakah aku akan terus mengejar cinta-cinta semu dari para makhluk itu? Tak inginkah aku kembali pada cintaku yang sesungguhnya?
Ya Rabb.. Tamparlah aku agar aku segera tersadar dari semua fatamorgana ini.. Tampar aku Tuhan..
ALLAHUAKBAR... Mohon kirimkanlah dia Tuhan.. Sang pemilik tulang rusuk yang telah letih berjalan sendiri ini.. Yang dapat membimbingku untuk selalu berada dijalanMU hingga hembusan nafas terakhirku.. Yang senantiasa memperhatikanku untuk mengingatMU.. Yang selalu menyayangiku semata-mata demi mendapatkan cintaMU. Aku pasrah Tuhan.. Namun mohon tunjukkan siapa dia...
Mlg, 27112010
-Ciiz-
ALLAH.. DIA lah yang memberiku hati. DIA-lah yang menganugerahiku rasa sayang ini.. Rasa sayangku pada kedua orang tuaku dan adik-adikku.. Rasa sayangku pada sahabat dan teman-temanku.. Rasa sayangku pada mantan-mantan pacarku.. Rasa sayangku pada orang-orang yang pernah ku sayang.. Rasa sayangku padanya, orang yang tengah mengisi hatiku saat ini..
Aku telah berkali-kali hinggap pada lelaki.. Dan telah berkali-kali pula aku melakukan dosa pada dan dengan mereka.. Akankah aku melakukannya lagi dan lagi??
Telah berulang kali aku melabuhkan hati pada lelaki dan kemudian terluka.. Menangisi dan menyesali semuanya.. Padahal belum tentu pula salah satu dari mereka yang kelak menemani dan mendampingiku hingga aku tutup usia.. Tak pernah terpikirkan olehku bagaimana caraku menebus dosaku pada Tuhanku. Tak sempat terlintas bagaimana pedihnya DIA melihat hambaNYA yang seperti ini.. Sedangkan disini aku hanya mengeluh, menyesal, menangis, dan meratapi semua yang terjadi padaku. Kemana perginya syukurku? Kemana perginya rasa terimakasih dan cintaku pada Penciptaku itu? Akankah aku selalu seperti ini? Apakah aku akan terus mengejar cinta-cinta semu dari para makhluk itu? Tak inginkah aku kembali pada cintaku yang sesungguhnya?
Ya Rabb.. Tamparlah aku agar aku segera tersadar dari semua fatamorgana ini.. Tampar aku Tuhan..
ALLAHUAKBAR... Mohon kirimkanlah dia Tuhan.. Sang pemilik tulang rusuk yang telah letih berjalan sendiri ini.. Yang dapat membimbingku untuk selalu berada dijalanMU hingga hembusan nafas terakhirku.. Yang senantiasa memperhatikanku untuk mengingatMU.. Yang selalu menyayangiku semata-mata demi mendapatkan cintaMU. Aku pasrah Tuhan.. Namun mohon tunjukkan siapa dia...
Mlg, 27112010
-Ciiz-
Jumat, 06 Agustus 2010
Adil versi Tuhan vs versi Manusia
What is adil?
Ada sebuah cerita:
Suatu hari ada seorang laki-laki tidak sengaja bertemu dengan seorang perempuan di pusat perbelanjaan. Mereka saling tertarik hingga akhirnya mereka berkenalan dan bertukar nomor ponsel. Setiap hari mereka sms-an dan telepon. Tanpa disadari benih-benih cinta mulai tumbuh dihati mereka. Dan pada akhirnya mereka saling mengungkapkan rasa sayang.
Perempuan itu kemudian mengungkapkan pernyataan yang membuat laki-laki itu terkejut. Perempuan itu bilang bahwa ia adalah seorang pelacur, tak pantaslah mendapatkan laki-laki itu yang ternyata adalah putra seorang Kyai. Namun beruntungnya perempuan itu karena ternyata si laki-laki masih mau menerimanya. Bahkan laki-laki itu membimbingnya untuk kembali kejalan Tuhan.
Perlahan perempuan itu mulai berubah. Bahkan ia telah meninggalkan pekerjaannya sebagai pelacur. Ia mulai belajar menjadi seorang muslimah yang taat. Si laki-laki pun tak pernah berhenti memberikan dukungan. Setiap hari diingatkannya perenpuan itu untuk sholat. Hubungan mereka semakin lama semakin serius dan indah.
Namun masalah mulai muncul ketika Ibu dari laki-laki itu mengetahui putranya menjalin hubungan dengan seorang mantan pelacur. Sang Ibu menentang habis-habisan. Hingga akhirnya Ibu itu memberikan pilihan pada putranya, pilih beliau atau perempuan itu.
Tak ada pilihan lain. Perempuan itu dengan menahan segala perih yang dirasakannya meminta laki-laki tersebut untuk memilih Ibunya. Namun ia berjanji akan membuktikan pada Ibu laki-laki tersebut bahwa ia bisa jadi muslimah yang baik. Yang pantas untuk putranya.
Ibu laki-laki itu tidak salah. Beliau menginginkan putranya mendapatkan pasangan yang baik. Laki-laki yang baik itu hanya pantas mendapatkan perempuan yang baik pula.
Namun jika Allah mempertemukan dan menjodohkan putra Kyai tersebut dengan seseorang yang tadinya adalah pelacur, apakah Allah salah? Apakan berarti Allah tak adil?
Allah pasti memiliki maksud tertentu dibalik semua itu.
Kalau putra Kyai tersebut bisa membuat pelacur itu berubah menjadi seorang muslimah yang taat, apakah hubungan tersebut masih salah?
Bagaimana menurut kalian?
MenurutQ ADIL adalah bukan ketika sesuatu itu dibagi sama rata, namun adalah ketika kita mendapatkan sesuatu yang sesuai hak kita, sesuai porsinya.
Ada sebuah cerita:
Suatu hari ada seorang laki-laki tidak sengaja bertemu dengan seorang perempuan di pusat perbelanjaan. Mereka saling tertarik hingga akhirnya mereka berkenalan dan bertukar nomor ponsel. Setiap hari mereka sms-an dan telepon. Tanpa disadari benih-benih cinta mulai tumbuh dihati mereka. Dan pada akhirnya mereka saling mengungkapkan rasa sayang.
Perempuan itu kemudian mengungkapkan pernyataan yang membuat laki-laki itu terkejut. Perempuan itu bilang bahwa ia adalah seorang pelacur, tak pantaslah mendapatkan laki-laki itu yang ternyata adalah putra seorang Kyai. Namun beruntungnya perempuan itu karena ternyata si laki-laki masih mau menerimanya. Bahkan laki-laki itu membimbingnya untuk kembali kejalan Tuhan.
Perlahan perempuan itu mulai berubah. Bahkan ia telah meninggalkan pekerjaannya sebagai pelacur. Ia mulai belajar menjadi seorang muslimah yang taat. Si laki-laki pun tak pernah berhenti memberikan dukungan. Setiap hari diingatkannya perenpuan itu untuk sholat. Hubungan mereka semakin lama semakin serius dan indah.
Namun masalah mulai muncul ketika Ibu dari laki-laki itu mengetahui putranya menjalin hubungan dengan seorang mantan pelacur. Sang Ibu menentang habis-habisan. Hingga akhirnya Ibu itu memberikan pilihan pada putranya, pilih beliau atau perempuan itu.
Tak ada pilihan lain. Perempuan itu dengan menahan segala perih yang dirasakannya meminta laki-laki tersebut untuk memilih Ibunya. Namun ia berjanji akan membuktikan pada Ibu laki-laki tersebut bahwa ia bisa jadi muslimah yang baik. Yang pantas untuk putranya.
Ibu laki-laki itu tidak salah. Beliau menginginkan putranya mendapatkan pasangan yang baik. Laki-laki yang baik itu hanya pantas mendapatkan perempuan yang baik pula.
Namun jika Allah mempertemukan dan menjodohkan putra Kyai tersebut dengan seseorang yang tadinya adalah pelacur, apakah Allah salah? Apakan berarti Allah tak adil?
Allah pasti memiliki maksud tertentu dibalik semua itu.
Kalau putra Kyai tersebut bisa membuat pelacur itu berubah menjadi seorang muslimah yang taat, apakah hubungan tersebut masih salah?
Bagaimana menurut kalian?
Sabtu, 17 Juli 2010
Jadi Diri Sendiri atau Jadi Orang Lain?
Dunia ini, panggung sandiwara
Ceritanya mudah berubah
Kisah Mahabrata, atu tragedi dari Yunani
Setiap kita, punya satu peranan yang harus kita mainkan
Ada peran wajar dan ada peran berpura-pura
Mengapa kita bersandiwara...
Mengapa kita bersandiwara...
Penggalan lagu dari God Bless diatas memang benar adanya. Kita hidup didunia ini selalu memerankan peran yang berbeda masing-masing orang. Bahkan tak jarang satu orang memerankan beberapa peran sekaligus.
Banyak orang mengatakan lebih baik menjadi diri sendiri daripada harus berpura-pura menjadi orang lain yang sebenarnya membuat kita nggak nyaman. Jika kita memaksakan diri menjadi orang lain untuk dapat diterima dalam suatu lingkungan, mungkin pada awalnya kita akn dapat diterima dengan baik oleh mereka. Namun ketika mereka tahu diri kita yang sebenarnya, belum tentu mereka akan bersikap baik lagi kepada kita. Bisa saja kita dianggap pembohong, penipu, atau apalah. Dan saat itu kita akan menyesal tidak menjadi diri sendiri.
Namun taukah kalian bahwa nggak selamanya menjadi diri sendiri itu baik. Ada kalanya diri kita yang sebenarnya itu malah menimbulkan masalah. Misalnya: Kita adalah pribadi yang terbuka, ceplas-ceplos, dan apa adanya. Apa yang kita katakan, itulah yang berada dalam hati kita. Seharusnya itu baik kan? Tapi hal itu menjadi tidak baik ketika orang lain yang sedang berbicara dengan kita merasa tersinggung dan menganggap kata-kata kita kurang sopan. Jika dalam keadaan seperti itu berarti lebih baik kita menjadi orang lain yang lebih pendiam dan memilah perkataan yang akan kita ucapkan bukan?
Misalnya lagi, kita sebenarnya adalah orang yang cenderung pendiam dan suka menyimpan apa yang kita rasakan. Seharusnya itu juga baik kan? Namun jawabannya menjadi tidak ketika kita sedang berada pada keadaan yang menuntut kita untuk mengungkapkan pendapat kita. Kita tidak bisa selamanya diam dan menerima pendapat orang. Saat seperti itu kita harus keluar dari pribadi yang sebelumnya, menjadi orang yang lebih kritis dan berani mengungkapkan pendapat.
Lalu, apa yang seharusnya kita lakukan? Tetap menjadi diri sendiri atau mengenakan topeng dan menjadi pribadi yang berbeda? Hmmmm....
Begini, kita memang nggak perlu jadi orang lain untuk bisa diterima dalam suatu lingkungan. Yang kita perlukan cukup satu kata: TAU.
- TAU dimana kita berada;
- TAU dengan siapa kita berbicara;
- TAU bagaimana harus bersikap.
Tiga hal tersebut = BISA MENEMPATKAN DIRI.
Kalo kita bisa seperti itu, aq yakin kita bisa jadi pribadi yang menyenangkan dan dapt diterima dimanapun..
So, pilihan ada ditangan kalian. J
Langganan:
Postingan (Atom)